Hubungan pernikahan atau pun persahabatan yang menjamin dunia dan akhirat adalah hubungan yang dijalin semata-mata karena Allah SWT. Bukan semata-mata untuk mendapatkan materi, jabatan, atau kenikmatan dunia lainnya. Ingatlah bahwa hubungan yang dijalin semata-mata untuk kepentingan duniawi, sifatnya hanya sementara. Bila masing-masing sudah tidak bisa mendapatkan keuntungan duniawi lagi, maka dapat dipastikan putuslah hubungan tersebut.
Berbeda bila hubungan dijalin dengan tujuan hanya untuk mendapat ridho Allah SWT. Maka hubungan seperti ini akan mendapat akhirat sekaligus keuntungan dunia. Dan hubungan semacam ini pula yang akan kelak pada Hari Kiamat akan mendapat janji Allah. Rasulullah Shalallaahu alaihi wassalam bersabda..
“Sesungguhnya Allah pada Hari Kiamat berseru, “Dimana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku ? Pada hari ini akan aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali per-lindungan-Ku.” (HR. Muslim)
Dari Mu’adz bin Jabalzia berkata, ” Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wassalam bersabda, Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “Wajib untuk mendapatkan kecintaan-Ku orang-orang yang saling mencintai karena Aku dan yang saling berkunjung karena Aku dan yang saling berkorban karena Aku. ” (HR. Ahmad).
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadist Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, diceritakan, ” Dahulu ada seorang laki-laki yang berkunjung kepada saudara (temannya) di desa lain. Lalu ditanyakan kepadanya, ‘ Kemana Anda hendak pergi ? Saya akan mengunjungi teman saya di desa ini, ‘ jawabnya, ‘Adakah suatu kenikmatan yang Anda harap darinya?’ ‘Tidak ada, selain bahwa saya mencintainya karena Allah Azza wa Jalla’, jawabnya. Maka orang bertanya ini mengaku, ” Sesungguhnya saya ini adalah utusan Allah kepadamu (untuk menyampaikan) bahwasanya Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai temanmu karena Dia.
Annas Radhiallaahu anhu meriwayatkan, Ada sesorang laki-laki di sisi Nabi Shalallaahu alaihi wassalam. Tiba-tiba ada sahabat yang lain berlalu. Laki-laki tersebut lalu berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya mencintai orang itu (karena Allah)”. Maka Nabi Shalallaahu alaihi wassalam bertanya, ” Apakah engkau telah memberitahukan kepadanya ? ” “Belum”, jawab laki-laki itu. Nabi bersabda, ” Maka bangkit dan beritahukanlah padanya, niscaya akan mengkokohkan kasih sayang di antara kalian, ” Lalu bangkit dan memberitahu, “Sungguh saya mencintai Anda karena Allah.” Maka orang ini berkata, ” Semoga Allah mencintaimu, yang engkau mencintaiku karena Nya.” (HR. Ahmad, dihasankan oleh Al-Albani).
Bagi suatu hubungan pernikahan atau pun persahabatan yang semata-mata mencari ridho Allah, maka yang harus diperhatikan adalah Hal yang harus diperhatikan oleh orang yang saling mencintai karena Allah adalah terus melakukan evaluasi diri waktu kewaktu. Cobalah cermati, apakah hubungan ini sudah dikotori oleh kecintaan kepada hal-hal yang hanya bersifat duniawi saja ?….
Ingatlah…hubungan pernikahan atau pun persahabatan yang dijalin semata-mata bertujuan untuk mendapatkan ridho Allah SWT akan langgeng sepanjang masa. Karena mereka akan menjadi pasangan atau saudara yang saling mengasihi, saling menbantu, saling mengingatkan, dsb. Hubungan itupun akan berlanjut hingga akhirat kelak.
Bukanlah Allah telah berfirman, artinya, “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa. ” (QS. Az-Zukhruf : 67)